![]() |
Sumbernas setelah pengupasan (Poto sisi barat laut) |
Berawal dari Bencana dasyat erupsi kelud 19-20 Mei dini hari 1919 yang juga sebagai catatatan bencana terbesar kelud yang menelan korban 5160 jiwa. Desakan matrial lumpur menyapu wilayah sisi barat daya hingga memunculkan sebuah gundukan bata yang diperkirakan Bangunan candi (Foto 1).
Kemunculan struktur inipun menarik perhatian dinas purbakala yang saatitu juga sedang konsentrasi pada benda purbakala Malang. Dalam Pengupasan awal diketahui gundukan tersebut dipastikan sebuah candi. Namun karena bahan bangunannya dari bata, penanganan ekstra hati2pun perlu diterapkan. Hal tersebut dikarenakan tanah yang menimbun bertekstur keras.
Dalam pengupasan awal terlihat struktur dengan denah ruang 2,5m. Dalam penggalian tersebut turut ditemukan pula sebuah arca dan sebuah Yoni. Karena saat itu banjir lahar masih sering terjadi, di ikuti dengan musim penhujan, penggalian dihentikan, dan digantikan dengan penyelamatan situs dengan membuatkan tanggul karena air sungai sering meluap karena banjir lahar dingin.
Musim hujan berlalu, pengerjaan kembali di fokuskan pada penggalian struktur. Endapan2 tannah digali, dikupas tuntas hinngga mencapai tangga dan pondasi. Arah orientasi bangunanpun diketahui yang mana bangunan utama menghadap kebarat. Bangunan tidak utuh, hanya menyisakan kaki dan batur.
Di depan bangunan utama, diketemukan pula tiga ponasi lain (perwara?) kondisinya tidak lebih baik, karena bangunan hanya tinggal batur dan pondasi. Berdasar laporan de Haan (bersama Perquin yang memimpin penggalian saat itu) dari profil yang tersisa tiga bangunan lain di depan cadi utama memang hanya berupa kaki candi tanpa tubuh dan atap.
Tidak puas sampai disitu, mereka juga memperluas area eksavasi dan berhasil menemukan pagar keliling beserta gapura pintu masuknya. Penggalian inipun juga turut menemukan beberapa fragmen artefak dan juga arca diantaranya: Agastya, Brahma, Nandisvara, Lingga, Wadah Peripih, Nansvara dan fragmen profil candi.
Berdasarkan analisis profil dan denah Bangunan, de Haan menyimpulkan jika bangunan ini adalah bangunan dengan gaya Jawa Tengah yang berdiri di Jawa Timur. Sedangkan dari Analisis arca Bosch menyimpulkan gaya pengarcaan disini merupakan arca2 tertua yang pernah ditemukan di jawa Timur saat itu. Dimana gaya Jawa tengah masih sangat terasa.
Kini, Sumbernanas hanyalah tinggal tumpukan bata. Sa tidak berani menyimpulkan apakah bata yang tersisa tsb habis karena masa atau memang struktur bagian bawah kembali tertimbun (urung pernah mendeliki serius candine n bukan ahlinya). Namun paling tidak, dengan begini memory lama yang pernah terlupakan bisa menjadi pengingat mengenai apa yang pernah terlihat.