Megalit adalah batu besar berasal dari bahasa Yunani megas yang berarti besar, dan lithos yang berarti batu.
Sehingga megalitik adalah Batu Besar yang digunakan untuk membangun struktur atau monumen.
Batu yang digunakan dapat berupa satu batu tunggal (monolit), tumpukan batu besar maupun kecil, atau susunan batu yang diatur dalam bentuk tertentu. Megalit sering kali dipotong atau dipahat terlebih dahulu dan dibuat terkait dengan ritual religius atau upacara-upacara tertentu, seperti kematian atau masa tanam.
Tradisi pendirian megalitik di Indonesia sangat erat kaitannya dengan penghormatan terhadap roh nenek moyang.
Bangunan atau monumen yang didirikan menjadi bentuk penghormatan terhadap seseorang tokoh yang telah mati.
Bangunan tersebut menjadi medium peng-hormatan, tempat singgah, dan sekaligus lambang untuk mengingat ketokohan dari sang tokoh yang telah tiada.
Terdapat banyak temuan megalit di Indonesia. Jenis-jenisnya beraneka ragam namun secara umum diketahui sebagai berikut : Menhir (termasuk yang berukir dan berupa arca), Dolmen, Kubur Batu, Sarko-fagus, Waruga, Lumpang Batu, Batu Dakon, Batu Kenong, Batu Lingkar (stone circle), dan Punden Berundak
Tradisi megalitik di Indonesia terjadi dalam dua gelombang besar yang di klasifikasikan sebagai Megalitik Tua, berusia ±2500 - 1500 SM dan Megalitik Muda yang berusia 1000 SM - 1 Masehi.
Lokasi penemuan megalit di Indonesia tersebar di pulau-pulau Sumatra (termasuk Nias), Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara (termasuk Bali), dan Sulawesi (Termasuk Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah).
Selain itu, ritual / upacara dan keper-cayaan terhadap suatu kekuatan tertentu menjadi bagian tak wujud dari tradisi megalit, sehingga bersa-ma temuan megalit sering pula ter-dapat benda-benda logam, kayu, mau-pun gerabah (misalnya tempayan) terkait upacara.
Mengenal peradaban Megalitik dan benda - benda yang menjadi hasil karya nya akan merupakan pembe-lajaran buat kita memahami tahapan peradaban khususnya peradaban Nusantara.