Suku Osing atau biasa diucapkan Suku Osing adalah penduduk asli Banyuwangi atau juga disebut sebagaiLaros (akronim daripada Lare Osing) atau Wong Blambangan merupakan penduduk mayoritas di beberapa kecamatan di Kabupaten Banyuwangi.
Orang Osing menggunakan bahasa Osing yang merupakan pengaruh dari bahasa Bali dan turunan langsung dari bahasa Jawa Kuno, sebagai bahasa sehari-hari mereka.
Suku Osing menempati beberapa kecamatan di kabupaten Banyuwangi bagian tengah dan bagian timur, mayoritas berada di Kecamatan Songgon, Kecamatan Rogo jampi, Kecamatan Blimbingsari, Kecamatan Singojuruh, Kecamatan Kabat, Kecamatan Licin, Kecamatan Giri, Kecamatan Glagah dan sebagian berada di Kecamatan Banyuwangi, Kecamatan Kalipuro dan Kecamatan Sempu yang berbaur dengan komunitas suku yang lain seperti Suku Jawa dan Madura.
Ada juga sekelompok kecil yang berada di Kecamatan Srono, Kecamatan Cluring, Kecamatan Gambiran dan Kecamatan Genteng.
Suku Osing atau lebih dikenal sebagai Wong Osing oleh beberapa kalangan dan hasil penelitian dianggap sebagai penduduk asli Banyuwangi yang mereka sebut Tanah Blambangan.
Masyarakat Osing mempunyai tradisi puputan, seperti halnya masyarakat Bali. Puputan adalah perang terakhir hingga darah penghabisan sebagai usaha terakhir mempertahankan diri terhadap serangan musuh yang lebih besar dan kuat. Tradisi ini pernah menyulut peperangan besar yang disebut Puputan Bayupada tahun 1771 M.
Suku Osing berbicara bahasanya sendiri, bahasa Osing yang berasal dari pengaruh bahasa Bali dan turunan langsung bahasa Jawa Kuno.
Sekilas budaya dan adat kebiasaan Suku Osing hampir mirip dengan Suku Jawa dan Suku Bali, namun sebenarnya jelas berbeda.
Suku Osing adalah sub-kultur dari Suku Jawa yang hidup menetap di desa-desa pertanian dengan tanah subur di bagian tengah dan timur Banyuwangi.
SUKU OSING MEMANG SUKU SPESIAL