Suku Pamona atau sering kali disebut seba-gai suku Poso, Bare'e, atau To Pamona adalah suku yang mendiami hampir seluruh wilayah Kabupaten Poso, sebagian Kabupa-ten Tojo Una-Una dan sebagian Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah; bahkan ada juga beberapa yang tinggal di Kabupaten Luwu Timur di Sulawesi Selatan, dan seba-gian kecil yang tersisa hidup di bagian lain di Indonesia.
Nama Pamona juga merujuk kepada persa-tuan dari beberapa etnis, yang merupakan singkatan dari Pakaroso Mosintuwu Naka Molanto (Pamona).
Nama Pamona dideklarasikan di Tentena, dan bahkan sebuah peringatan untuk dekla-rasi tersebut diabadikan menjadi sebuah monumen dengan nama Watu Mpoga'a (7 batu pemisah) sebagai pengingat asal-usul yang secara legenda berasal dari Tujuh bersaudara.
Secara historis, adat Pamona yang dilemba-gakan sebelumnya dibagi dengan beberapa otoritas.
Untuk Poso, dipimpin oleh Datu Poso dan beberapa kabosenya (tetua) yang merepre-sentasikan kelompok suku mereka masing-masing sementara di Luwu, dipimpin oleh Makole Tawi.
Keberadaan institusi adat Pamona saat ini terbagi menjadi dua lembaga. Di Poso dina-makan Majelis Adat Lemba Pamona Poso, sedangkan di Tanah Luwu (Kabupaten Luwu Timur dan Kabupaten Luwu Utara) disebut Lembaga Adat Lemba Pamona Luwu.
Saat ini, keberadaan dari beberapa lembaga ini masih dijaga oleh komunitas Pamona yang berada di Mangkutana (Luwu Timur) dan Masamba (Luwu Utara), maupun orang-orang yang berada di Poso.
Bahasa yang digunakan oleh suku Pamona adalah bahasa Pamona, Suku Pamona dike-nal sebagai umat Kristen yang taat.
Secara tradisional, suku Pamona memiliki gaya musik dalam bentuk kata yang diucap kan, dan juga tarian sebagai ekspresi budaya.
Tarian Dero, atau modero merupakan tarian populer di kalangan Suku Pamona. Tarian ini diadakan pada pesta-pesta rakyat. Tarian anak anak muda dengan cara melingkar yang dilakukan dengan saling bergandengan tangan, sambil berbalas pantun diringi musik ceria.