Protosejarah atau purwasejarah mengacu pada periode dalam sejarah, khususnya wilayah atau bangsa, yang telah memiliki sumber-sumber tertulis (sejarah) namun tidak berasal dari dari wilayah atau bangsa itu sendiri, atau telah ada sumber tertulis dari wilayah atau bangsa itu sendiri namun sumber itu belum bisa dibaca/ditafsirkan.
Dalam rentang sejarah Indonesia, periode Protosejarah terjadi pada masa permulaan tahun Masehi, dengan adanya sumber-sumber Yunani dan Tionghoa yang menyebut kan adanya wilayah di Ujung Timur yang menghasilkan rempah-rempah serta emas. Berita Tionghoa menyebut kan adanya pemukim di pantai utara Jawa.
Periode ini dianggap berakhir sejak temuan prasasti di Kutai yang diduga berasal dari abad ke-5 Masehi.
Setelah melewati masa Proto Sejarah Nusantara mulai memasuki Jaman Sejarah dengan di temukannya Prasasti yang di namakan Yupa di Kutai Kalimantan Timur.
Prasasti Yupa merupakan Tonggak Baru bagi Nusantara memasuki Jaman Sejarah yaitu jaman dimana sudah mengenal dan memakai aksara dalam setiap peninggalannya.
Istilah Yupa digunakan untuk prasasti yang dipahatkan pada Tugu atau Tiang batu.
Ada Tujuh Prasasti yang ditemukan, penemuan prasasti tersebut diawali oleh penemuan empat prasasti pada tahun 1879 di bukit Beubus, Muara Kaman, pedalaman sungai Mahakam di kabupaten Kutai, Kalimantan Timur.
Tiga prasasti lainnya baru ditemukan pada tahun 1940, masih di situs yang sama.
Ketiga Yupa tersebut kemudian disimpan di Museum Nasional dengan nomor inventaris D.175, D.176, D.177.
Ketujuh Yupa tersebut ditulis dengan aksara Pallawa Awal dalam bahasa Sansekerta.
Prasasti yang diperkirakan didirikan oleh kaum Brahmana untuk memperingati jasa-jasa dan perbuatan mulia Raja Mulawarman, raja kerajaan Kutai.
Ketujuh prasasti ini merupakan bukti tertulis tertua dalam sejarah kebudayaan Indonesia.
Keujuh prasasti batu di atas adalah TONGGAK AWAL mulainya masa SEJARAH di INDONESIA